Senin, 08 Juni 2009

Biologi kelas 2 "sistem saraf pada manusia

Sistem Saraf Pada Manusia

Bagian Sel Saraf Manusia

Sel saraf (neuron) memiliki bentuk yang khas. Sel saraf terdiri dari bagian-bagian: badan sel saraf, serabut saraf dendrit dan serabut saraf neurit (atau akson). Badan sel saraf terdiri dari sitoplasma, butir-butir Nissl dan inti sel.


Serabut saraf dendrit berupa serabut saraf berukuran pendek, berjumlah banyak dan bercabang banyak. Sedangkan akson berukuran panjang, biasanya hanya satu, diselimuti oleh seludang myelin berupa sel-sel Schwan serta bercabang menuju sinapsis. Di antara sel-sel Schwan terdapat celah yang disebut nodus Ranvier.

Bagian-bagian sel saraf memiliki fungsi yang berbeda, yaitu:

  1. Serabut saraf dendrit: menghantarkan rangsang (impuls) dari luar sel saraf menuju ke badan sel saraf.
  2. Badan sel saraf: tempat metabolisme sel saraf.
  3. Serabut saraf akson (=neurit): menghantarkan rangsang (impuls) dari badan sel saraf menuju ke luar badan sel saraf.
  4. Persambungan (sinapsis): tempat pertemuan ujung akson sel saraf dengan ujung dendrit sel saraf lainnya, sehingga merupakan tempat perpindahan impuls menuju sel saraf lainnya.


Macam Sel Saraf pada Manusia

Sel saraf (neuron) pada manusia dibedakan menjadi tiga kelompok sel, yaitu sel saraf sensorik, sel saraf motorik, sel saraf penghubung (konektor dan adjustor). Contoh sel dan bentuknya dapat dilihat di gambar

Fungsi masing-masing sel saraf berbeda, yaitu:

  1. Sel saraf sensorik menghantarkan rangsangan (impuls) dari reseptor (penerima rangsangan) ke susunan saraf pusat.
  2. Sel saraf motorik menghantarkan impuls dari susunan saraf pusat ke organ efektor (penerima perintah).
  3. Sel saraf konektor menghubungkan antara sel saraf sensorik dan motorik.

Sebaliknya, dihubungkan oleh sel adjustor.

Masing-masing sel saraf memiliki bentuk dan ukuran serabut saraf yang berbeda. Akson pada sel saraf konektor lebih pendek dari pada sel saraf sensorik dan motorik.

Kemampuan sel saraf menanggapi perubahan lingkungan disebut sifat iritabilitas. Sedangkan sifat sel saraf yang dapat menghantarkan impuls disebut konduktivitas. Beberapa sel saraf berkumpul membentuk urat saraf .


Susunan Saraf Pusat

Susunan saraf pada manusia meliputi saraf pusat dan saraf tepi. Saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Saraf tepi meliputi saraf sadar dan saraf tak sadar. Berikut ini bagan susunan saraf pada manusia:

Otak

Otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak serta lapisan pelindung berupa selaput meninges. Urutan lapisan penyusun meninges dari luar ke dalam yaitu:

  1. Dura matter: berupa selaput yang kuat dan menempel pada tengkorak.
  2. Arakhnoid: bentuknya mirip sarang laba-laba dan terdapat cairan serebrospinalis. Fungsi selaput araknoid sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik seperti benturan.
  3. Pia matter: lapisan yang terdekat dengan permukaan otak dan terdapat banyak pembuluh darah. Pembuluh darah membawa darah untuk mensuplai kebutuhan oksigen dan sari makanan bagi sel otak serta mengangkut sisa metabolisme sel.

Otak pada bagian luar berwarna kelabu tersusun atas badan sel saraf (substansi grissea). Bagian dalam otak berwarna putih berupa serabut saraf (substansi alba). Di antara sel-sel saraf di otak terdapat jaringan ikat berupa sel-sel neuroglia.

Bagian- bagian dari otak yaitu: Otak besar (Serebrum), Otak tengah (Mesensefalon), Otak kecil (Serebellum), Sumsum lanjutan (Medulla oblongata), Jembatan Varol.

Sumsum Tulang Belakang

Sumsum tulang belakang (Medula spinalis) terdapat di dalam tulang belakang yang menonjol membentuk sayap punggung (tanduk dorsal) dan sayap perut (tanduk ventral). Materi sumsum tulang belakang mirip dengan otak, tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi yang berwarna kelabu terdapat pada bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di dalamnya. Sedangkan pada sumsum tulang belakang pada bagian dalam terdapat materi kelabu berbentuk seperti sayap kupu-kupu dan bagian luarnya berupa materi berwarna putih.

Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai pusat saraf yang meneruskan impuls ke otak dan sebagai pusat gerak refleks. Rangsangan (impuls sensorik) yang mengenai organ reseptor merambat melalui tanduk dorsal menuju sumsum tulang belakang dan menjadi impuls motorik. Kemudian impuls keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju ke efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensorik dan akan menghantarkannya ke sel saraf motorik.




Susunan Saraf Tepi

Saraf tepi (perifer) terdiri dari serabut saraf yang keluar dari saraf pusat ke arah organ tubuh tertentu. Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar atau saraf otonom. Sistem saraf sadar berfungsi untuk mengontrol kegiatan tubuh yang cara kerjanya diatur oleh otak. Sedangkan saraf otonom berfungsi untuk mengontrol kegiatan tubuh yang cara kerjanya tidak dapat diatur otak, seperti sekresi keringat, denyut jantung dan gerak saluran pencernaan.

Beberapa urat saraf dari saraf tepi bersatu membentuk jaringan urat saraf atau pleksus. Macam pleksus: Pleksus cervicalis (di leher, mempengaruhi bagian leher, bahu, dan diafragma), Pleksus brachialis (mempengaruhi tangan), Pleksus Jumbo sakralis (mempengaruhi pinggul dan kaki).

Saraf kranial kebanyakan saraf sadar, kecuali nervus vagus yang merupakan saraf otonom.

Saraf otonom berasal dari otak ataupun sumsum tulang belakang menuju ke arah organ tertentu. Di sepanjang jalur menuju organ, urat saraf otonom terdapat banyak sinapsis dan ganglion. Saraf otonom meliputi susunan saraf simpatik dan para simpatik. Perbedaan saraf simpatik dan para simpatik berdasarkan pada posisi ganglion. Ganglion pada saraf simpatik menempel di sepanjang sumsum tulang belakang. Sedangkan ganglion saraf parasimpatik menempel pada organ yang dibantu kerjanya.

Cara kerja saraf simpatik selalu berlawanan dengansaraf parasimpatik (bersifat antagonis).

Simpatik
Parasimpatik
  • memperbesar pupil mata
  • menghambat keluarnya air ludah (saliva)
  • meningkatkan ekskresi keringat dan sekresi getah pancreas
  • menghambat sekresi enzim pada kelenjar pencernaan
  • menghambat kontraksi kandung kemih (vesica urinaria)
  • mempercepat denyut jantung
  • menambah volume darah
  • memperbesar pembuluh darah koroner
  • mempersempit pembuluh darah arteri paru-paru dan arteri pada organ kelamin
  • melebarkan cabang tenggorok (bronkhia)
  • mengkerutkan kura (limpa)
  • menyebabkan kontraksi (meremas) rahim pada saat kehamilan dan relaksasi rahim pada saat tidak ada kehamilan
  • mengecilkan pupil mata
  • membantu (stimulasi) keluarnya air ludah (saliva)
  • menurunkan ekskresi keringat dan sekresi getah pancreas
  • menstimulasi sekresi enzim pada kelenjar pencernaan
  • mengerutkan kantung kemih (vesica urinaria)
  • memperlambat denyut jantung
  • mengurangi volume darah
  • mempersempit pembuluh darah koroner
  • memperbesar pembuluh darah arteri paru-paru dan arteri pada organ kelamin
  • mempersempit cabang tenggorok (bronkhia)
  • melebarkan kura (limpa)
  • tidak berpengaruh pada kontraksi dan relaksasi rahim




Mekanisme Gerak pada Manusia

Rangsangan (impuls) yang mengenai tubuh diterima oleh organ reseptor untuk diteruskan ke pusat saraf. Dari pusat saraf akan disampaikan tanggapan (respon) ke organ efektor. Respon ini biasanya berbentuk gerakan. Proses perambatan impuls ini meliputi cara merambat melalui sel saraf dan sinapsis.

  1. Perambatan impuls melalui sel saraf

Rambatan impuls melalui serabut saraf terjadi dalam bentuk pulsa elektrik. Alur impuls yang terjadi yaitu:

Impuls – dendrit – badan sel saraf – neurit – keluar melewati sinapsis

Perambatan impuls ini terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel saraf. Sel saraf pada saat beristirahat bagian luarnya merupakan kutub positif, sedangkan bagian dalamnya kutub negatif. Adanya rangsang dari organ reseptor menyebabkan pembalikan beda potensial (depolarisasi), sehingga terjadi perambatan gelombang sesuai beda potensial.

Variasi kecepatan perambatan gelombang dipengaruhi oleh diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin, yaitu antara 1 sampai 120 m per detik. Pengembalian posisi kepada posisi awal memerlukan waktu sekitar 1/500 sampai 1/1000 detik. Stimulus yang lemah (threshold) tidak dapat menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik, tetapi sebaliknya jika stimulus kuat maka impuls akan dihantarkan sampai ujung akson dan diteruskan kepada sel saraf yang lainnya.

  1. Perambatan impuls melalui sinapsis

Ujung akson sel saraf membentuk tonjolan sinapsis yang berisi sitoplasma (cairan sel). Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat membran kecil (vesikula sinapsis) yang berisi neurotransmitter. Pada saat impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula melepaskan neurotransmitter. Contoh neurotransmitter yaitu asetilkolin (terdapat di seluruh tubuh), noradrenalin (terdapat di sistem saraf simpatik), dopamin dan serotonin (terdapat di otak). Penempelan asetilkolin pada reseptor menyebabkan terjadinya impuls pada sel saraf berikutnya dengan bantuan enzim asetilkolinesterase.

Perambatan impuls dari sel saraf motorik ke otot pada organ efektor melalui sinapsis. Sinapsis ini berbentuk cawan dan mengelilingi sel otot. Otot yang bergerak dapat menggerakkan organ. Berdasarkan alur stimulus, gerak dibedakan menjadi dua yaitu gerak biasa dan gerak refleks. Gerak biasa disadari oleh tubuh sedangkan gerak refleks terjadi dalam waktu yang cepat dan spontan dilakukan tubuh.

Gerak Biasa

Urutan impuls pada gerak biasa berbeda dengan pada gerak refleks. Urutan jalannya impuls pada gerak biasa yaitu:

Stimulus pada organ reseptor – sel saraf sensorik – otak – sel saraf motorik – respon pada organ efektor

Gerak Refleks

Gerak refleks terjadi secara otomatis terhadap rangsangan tanpa kontrol dari otak sehingga dapat berlangsung dengan cepat. Gerak refleks terjadi tidak disadari terlebih dahulu atau tanpa dipengaruhi kehendak. Contoh gerak refleks seperti mengangkat tangan ketika terkena api, mengangkat kaki ketika tertusuk duri, berkedip ketika ada benda asing yang masuk ke mata, bersin serta batuk.

Urutan perambatan impuls pada gerak refleks yaitu:

Stimulus pada organ reseptor – sel saraf sensorik – sel penghubung (asosiasi) pada sumsum tulang belakang – sel saraf motorik – respon pada organ efektor.

Jalan pintas pada gerak refleks yang memungkinkan terjadinya gerakan dengan cepat disebut lengkung refleks. Macam gerak refleks yaitu refleks otak dan refleks sumsum tulang belakang. Refleks otak terjadi apabila saraf penghubung (asosiasi) terdapat di dalam otak, seperti gerak mengedip atau mempersempit pupil pada saat ada cahaya yang masuk ke mata. Refleks sumsum tulang belakang terjadi apabila sel saraf penghubung terdapat di dalam sumsum tulang belakang seperti refleks pada lutut.

Ciri gerak refleks yaitu:

  1. Dapat diramalkan jika rangsangannya sama
  2. Memiliki tujuan tertentu bagi organisme tersebut
  3. Memiliki reseptor tertentu dan terjadi pada efektor tertentu
  4. Berlangsung cepat, tergantung pada jumlah sinapsis yang dilalui impuls
  5. Spontan, tidak dipelajarai dulu
  6. Fungsi sebagai pelindung dan pengatur tingkah laku hewan
  7. Respon terus menerus dapat menyebabkan kelelahan

Macam refleks: refleks spinal (pada sumsum tulang belakang), refleks medulla (pada sumsum lanjutan), refleks cerebellar (melibatkan otak kecil), refleks superfisial (melibatkan kulit dan lain-lain), refleks miotatik (pada otot lurik), serta refleks visceral (berhubungan dengan dilatasi pupil dan denyut jantung).




Kelainan dan Penyakit Sistem Saraf Manusia

Sistem saraf manusia dapat mengalami gangguan kerja berupa penyakit atau kelainan lainnya. Contoh penyakit pada sistem saraf manusia:

1. Meningitis

Meningitis merupakan peradangan selaput pembungkus otak yaitu meninges. Meningitis disebabkan oleh virus, sehingga dapat menular.

2. Multiple schlerosis (MS=Sklerosis Ganda atau disseminated sclerosis)

MS merupakan penyakit saraf kronis yang mempengaruhi sistem saraf pusat, sehingga dapat menyebabkan gangguan organ seperti: rasa sakit, masalah penglihatan, berbicara, depresi, gangguan koordinasi dan kelemahan pada otot sampai kelumpuhan.

3. Nyeri saraf

Nyeri saraf dapat terjadi karena adanya gangguan saraf sensorik maupun motorik. Gejala nyeri saraf sering disertai dengan gejala lain seperti: kehilangan rasa, kebas. urat saraf kejepit dan penyakit urat saraf gangguan metabolik (seperti diabetic neuropaty pada penderita penyakit kencing manis atau diabetes mellitus). Gangguan motorik karena nyeri saraf dari yang ringan (seperti kram) sampai gangguan berat (seperti kelumpuhan).

4. Hidrocephalus

Tanda hidrocephalus berupa pembengkakan kepala karena kelebihan cairan yang ada di sekitar otak. Akibatnya, dapat menyebabkan gangguan metabolisme dan gangguan organ tubuh.

5. Penyakit urat saraf kejepit

Penyakit saraf kejepit sering terjadi pada leher, pinggang dan telapak tangan.

6. Parkinson, dengan gejala tangan dan kaki gemetar.

7. Gegar otak, terjadi karena otak mengalami kerusakan.

8. Imsomnia atau lupa ingatan sementara.

9. Gangguan organ dan fungsinya karena kerusakan saraf tulang belakang.

Pengaruh Saraf Tulang Belakang Terhadap Organ Tubuh

No.

Organ yang Dipengaruhi

Akibat yang Ditimbulkan

1C

Aliran Darah ke Otak, Kulit kepala, Tulang Muka, Otak, Saraf Simpatetis Kronis, Empyema, Hidung

Insomnia, Darah Tinggi, Amnesia, Pusing-pusing, Lemah Saraf, Kelelahan, Migrain.

3C

Pipi, Pangkal Telinga, Gigi, Tulang Muka

Nyeri Saraf, Radang Saraf, Jerawat, Eksim

4C

Hidung, Bibir, Mulut

Flu, Sakit Telinga, Radang Tenggorokan, Amandel

5C

Pita Suara

Pita Suara Bronkhitis

6C

Otot Leher, Pundak, Amandel

Nyeri Leher dan Pundak, Nyeri Lengan atas, Amandel, Sesak Nafas, Batuk Kronis

7C

Kelenjar Gondok, Siku Tangan, Tulang Pundak

Demam

1T

Kerongkongan, Siku Pergelangan Tangan,
Jari,Tenggorokan

Asma, Batuk, Sesak Nafas, Tangan Kesemutan

2T

Jantung dan Arteri Jantung

3T

Paru-paru, Trakea, Kantong Paru-paru

Sakit Mata, Radang Paru-paru, Radang Trakea, Demam

4T

Empedu

Sakit kuning, Herpes

5T

Lever Peredaran Darah

Demam, Masalah Tekanan Darah, Gangguan Peredaran Darah, Radang Sendi

6T

Lambung

Gangguan Pencernaan

7T

Pankreas, Usus Dua Belas Jari

Radang Lambung

8T

Limpa

Daya Penyembuhan Alami Berkurang

9T

Kelenjar Adrenalin, Ginjal

Alergi, Penyakit Kulit

10T

Ginjal

Gangguan Ginjal, Lelah Kronis, Pengerasan Arteri, Radang Ginjal

11T

Ginjal dan Ureter

Jerawat, Eksim, Sakit Kulit

12T

Usus Kecil, Sistem Peredaran Limpa

Rematik, Perut Kembung, Mandul

1L

Usus Besar

Sembelit, Radan Usus Besar, Diare

2L

Usus Buntu, Perut, Daerah Paha

Keram Otot, Sesak Nafas

3L

Organ Reproduksi, Rahim, Kantong Kencing, Lutut Kaki

Sakit Kandung Kemih, Nyeri Haid, Keringat Dingin Waktu Tidur, Depresi, Keguguran, Encok Sendi

4L

Kelenjar Prostat, Encok Pinggul, Daerah Lutut

Encok Pinggul, Sakit Pinggang, Kencing Tidak Lancar, Nyeri Punggung

5L

Bagian Luar Kaki, Nyeri Daerah Kaki Bawah atau Engkel

Gangguan Peredaran Darah di Kaki (Dingin), Bengkak Pergelangan Kaki, Nyeri Daerah Kaki

Tulang Pinggul

Reproduksi Rahim, Tulang Pinggul, Pantat

Penyakit Kelenjar, Prostat, Tulang Membengkak, Penyakit Rahim, Wasir, Radang Anus, Nyeri Tulang Ekor Waktu Duduk

Tulang Ekor Anus, Tulang Ekor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar